R7ZiNLx3KC2qKMr3lC8fGnzuEqDGM1kXB8IvxLhQ
Bookmark

Train To Busan: Zombie Bikinan Asia Nggak Kalah Seram

Bekerja sebagai manager perusahaan saham ternyata tidak membuat keluarga Seok Woo (Gong Yoo) bahagia. Kehilangan sosok istri adalah buah yang dipetiknya. Pengorbanan kehidupan tersebut membuatnya tidak ingin kehilangan satu-satunya putri cantik yang ia miliki. Ia pun berusaha memenuhi keinginan Sang Hwa (Dong-seok Ma) dengan membawanya ke Busan, bertemu istrinya dengan menggunakan KTX. Namun perjalanannya tidak semulus yang direncanakan. Mereka dihadang zombie-zombie menyeramkan. Sampai pada akhirnya sang putri kesayangan harus merelakan kepergian ayahnya tercinta. Berbanding terbalik dengan keinginan Sek Woo.





KEMARIN. Aku kepincut menyaksikan Train To Busan (2016) saat melihat postingan seorang kawan di sosial media. Ia menyematkan kata Hell Yeah pada unggahan poster film asal Negeri Ginseng tersebut.

Berlatar di sebuah kereta api, di mana zombie-zombie menyeramkan mengejar orang-orang di dalamnya, film bergenre thriller ini benar-benar membuat jantungku dag-dig-dug.

Aku bukan huge fans dari film-film Korea Selatan, tapi Train To Busan akhirnya masuk ke dalam daftar Korean Movie favoritku. Satu peringkat di bawah Miracle in Cell No. 7 yang kurasa masih meninggalkan "mantap" di dalam relung hati.




Aku masih tidak percaya kalau Train To Busan yang memiliki judul asli "Busanhaeng" pernah ditayangkan di festival film Cannes.

Berhasil meraup USD 5,5 juta pada hari pertama, Train To Busan yang disutradarai oleh Yeon Sang-Ho membuatku mengatakan anjir berulang-ulang kali.

Durasi 1 jam 58 menit, merupakan waktu yang cukup untuk mengetahui apakah film ini buruk atau tidak. But yes, film ini benar-benar cihuyyy.

Sepakat kalau zombie adalah salah satu ikon film horor yang paling populer di dunia. Nah, Train To Busan sangat memahami itu dengan menambah visual effect yang menakjubkan.

Meski plot-nya cukup biasa saja. You know, ada kelompok tertentu menyebarkan virus, lalu tersebar ke seluruh penjuru dunia dengan cara saling menggigit dan kemudian masyarakat yang di dalamnya berusaha bertahan hidup. Dengan kata lain, so Walking Dead banget.

Namun, bagi penonton yang ingin mencari pengalaman baru penuh darah, Train To Busan menyediakannya dengan sisipan sindiran sosial menusuk dan elemen melodrama khas Korea Selatan yang sukses membuat karakter dalam Train To Busan ini membekas.

Karakter favoritku adalah anak gadis yang diperankan Dong-seok Ma.


Ajang promosi KTX dan invasi pop culture Korea Selatan




Baru-baru ini aku terlalu banyak membaca buku-buku PR (Public Relations), jadi aku tidak bisa lepas dari stereotip kalau Train To Busan telah berhasil menjual KTX (Korea Train Express) dan rasa penasaran untuk menjelajahi Korea Selatan, termasuk Busan.

Dan juga, bisa dibilang Train To Busan merupakan tabokan kuat bagi orang-orang di Hollywood. Invasi Pop Culture memang datangnya dari Negeri Paman Sam, namun tidak bisa dipungkiri kalau penguasa Pop Culture wilayah asia saat ini adalah Korea Selatan.

Bahkan invasi itu melebihi India dengan Bollywood-nya. Mereka (para sinemas, penulis, dan musisi asal Korea Selatan) berusaha merentangkan sayap dengan merambah berbagai jenis industri hiburan.

Seperti yang ditulis Eka Kurniawan dalam blog-nya: "Saya tak akrab dengan kesusastraan Korea, tapi tampaknya mereka tengah berusaha menggenjot kesusastraan mereka agar dikenal secara global... Jika urusannya cuma itu, kesusastraan negara mana pun asal ada uang dan kemauan pasti sudah merajalela."

Uang. Aku rasa untuk yang satu itu Indonesia bisa melebihi apa yang dilakukan negara-negara lain, ya nggak?


Seandainya aku berada di KTX saat itu, aku akan memikirkan bagaimana cara agar orang ini bisa kulempar di lautan Zombie. Sumpah, karakter orang ini bikin kesal berlipat-lipat ganda.



Semesta yang sama dengan World War Z?

Terlepas dari apakah Indonesia mampu menandingi Korea Selatan dalam Pop Culture, aku masih ingin membicarakan Train To Busan.

Satu hal yang masih anjir bagiku, mereka (Train To Busan) menampilkan orang-orang yang membunuh Zombie tanpa menggunakan senjata api.




Meski terlihat jelas bahwa scene mengikat tangan dengan isolasi sangat mirip dengan yang dilakukan Brad Pitt dalam World War Z. Tetap saja hal itu adalah tamparan keras untuk Resident Evil dan Walking Dead yang menembaki kepala Zombie. (Hna)
Posting Komentar

Posting Komentar