KEMARIN. Minggu pagi, sepulang dari olahraga di Stadion Madya Sempaja, aku bergegas ingin menenangkan perut yang memberontak karena lapar.
Maunya aku, menyantap Roti Boy yang ada di Mall Plaza Mulia. Pikir-pikir lagi, apa nggak bosan setiap hari makan remah gandum. Coba cari yang beda ah, gumamku dalam hati.
Untungnya, hari itu, di Satdion Madya Sempaja ada "hipster market" bergelar Wisata Belanja atau Wisbel yang diadakan rutin setiap satu minggu sekali. Ngapain jauh-jauh.
Sembari berjalan santai di sepanjang Wisbel, aku mencari opsi kuliner lain. Pertama yang sedikit memancing nafsu laparku yang liar adalah Soto Banjar.
Segera aku mengurungkan niat. Kurang pas sepertinya selepas joging lima putaran makan yang berkuah. Lagian, Soto Banjar buatan Mamak masih yang terbaik.
Tentang @agathizsushi
Aku pun berjalan lebih dalam lagi. Tapi di tengah-tengah aku berhenti. Sedikit menoleh ke arah kiri. Akhirnya, setelah lelah mencari-cari, aku memilih sushi di outlet Agathiz sebagai hidangan memantaskan diri.
Comot satu, eh minta dicomot lagi nih sushi. Bikin ketagihaaannn! |
Hmm sushi, sedap sepertinya. Kendati aku tidak terlalu doyan masakkan Jepang, aku tetap beranjak mendekat ke outlet yang bernama Agathiz tersebut, ingin objek yang berselisih hari itu.
Jadi Bengkuringnish, apa yang aku dapat di Wikipedia mengatakan sushi adalah makanan khas Jepang yang terbuat dari nasi berbentuk bulat (neta) yang sering dicampur bersama makanan laut, daging, sayuran mentah atau sudah dimasak.
Rasanya masam, tapi lembut di lidah karena dibumbui campuran cuka beras, garam, serta gula.
Kembali ke outlet Agathiz yang menyediakan beraneka macam sushi, yang tentunya sudah dimasak.
Di outlet itu, ada tiga perempuan cantik yang tengah sibuk melayani pelanggan. Ah mereka pasti owner outlet sushi ini, kebetulan kaos yang mereka kenakan seragam.
Dari sekian banyak menu yang ditawarkan aku berkata: "Mbak, pesan Chicken Spicy satu, ya." Omonganku hanya ditimpal kata "Oke mas" lembut terkesan sopan oleh salah satu perempuan cantik itu. Lalu, ia pun membungkus pesananku. Setelah itu, ia melanjutkan keasyikannya tunjuk sana tunjuk sini.
Udah ah kenyang, eh, tapi satu lagi boleh deh ;) |
Sendiri tanpa ditemani siapa pun, aku membawa sushi-ku ke trotoar besar di depan Hotel Atlet, duduk di sana sambil memandangi orang yang lalu-lalang dari kejauhan.
Satu potong sushi dalam genggamanku. Dengan cekatan aku menyumpal semuanya ke dalam mulut. Entah sadar atau tidak, semua makanan khas Jepang itu habis dalam satu kali telan. Lagi dan lagi.
Sampai-sampai, saat sedang merayakan efek gastronomi, aku melihat Doraemon imaji menari-nari sambil mengunyah Dorayaki di hadapanku. Segera kuusir robot kucing gendut itu karena mengganggu ketenteramanku menikmati sushi.
Antre nih, untung Mbak-mbak-nya ramah :D |
Ketika malam menjelang, saat berbaring di atas kasur nan empuk, aku masih terbayang keenakan sushi khas Agathiz yang aku makan tadi.
Kuraih kemasannya yang sengaja kubawa pulang, menilik setiap detail sisinya. Sedikit terkejut, ternyata sushi khas Agathiz bisa dibeli online melalui akun Instagram: @agathizsushi. (Hna)
1 komentar