R7ZiNLx3KC2qKMr3lC8fGnzuEqDGM1kXB8IvxLhQ
Bookmark

Nikah



KEMARIN. 18 November 2018, aku memutuskan untuk menikah. Wanita beruntung itu bernama Fitria Ningsih. Teman di bangku kuliah, tapi tidak sekelas.

Maaf, kalau aku lama sekali tidak mengisi blog ini. Namun, seperti yang aku janjikan sebelumnya, di penghujung 2018 sampai sekarang, banyak sekali yang telah aku lakukan, baik yang berhubungan dengan karya tulis maupun kehidupan pribadi.

So, ya, I am married. Mungkin, tak bisa dijelaskan bagaimana aku bisa kenal dengan wanita cantik, baik hati, dan tidak bambung ini. Tapi setidaknya, jika Bengkuringnish (panggilan akrab pembaca blog ini) masih memutuskan untuk terus membaca, tentunya aku merasa terhormat dapat membagi kebahagian ini kepada kalian.


Foto di Rumah Kontrakan Warna-Warni

Benar kata sebagian orang yang memberiku petuah sesaat sebelum menikah. Duduk-berdiri di bangku pelaminan dapat membuat bokongmu keram.

Lucky me, ketika sesi foto, si fotografer mengusulkan untuk mengambil gambar di sebuah bangsalan bergaya minimalis, dengan cat warna-warni tepat di samping pelaminan. Aku dan Neng--sapaan istriku, menyanggupi usulnya.

“Sebelum tamunya banyak,” kata si fotografer.

Kami turun perlahan. Tangga besi pelaminan agak licin, aku turun sambil memegangi bagian bawah gaun pengantin Neng, agar tidak menyapu tanah. Kebetulan busana yang kami kenakan warnanya sama, putih bak bunga melati.

Tepat di salah satu pintu, Aku dan Neng berfoto. Berbagai pose titah si fotografer kami patuhi. Mulai dari berdiri berdekatan wajah sambil memandang satu sama lain, menghadap ke satu titik tanpa menghiraukan alam semesta, pose terpisah-terhalang tembok biru-kuning, di mana Neng menatap kamera dan aku melihat ke sudut lain sembari memegang kancing, layaknya gaya Sultan Hasanuddin dalam sebuah lukisan yang menggantung di dinding kelas murid-murid Sekolah Dasar.


Sepanjang hari aku melakukan gaya memegang kancing itu

Ingat dulu, waktu duduk di bangku Sekolah Menengah Kejuruan kalau enggak salah, aku pernah menulis status Facebook: Born – School – Get a Job – Married – Old – Died = Sucks. Aku tidak tahu apa yang mempengaruhi saat itu. Padahal mencium aroma lem sedikit saja, aku muntah.

Faktanya, menikah begitu menyenangkan, lantaran berhasil menyempurnakan sebagian agama.


Bersama Neng, Aku bakal Kembali Mengaktifkan Bengkuring Weekly

Memang, pernikahan kami belum mencapai usia setahun. Kendati demikian, the good news is, Neng tengah mengandung 7 bulan. Which means, sebentar lagi aku dan dia bakal menjadi orangtua, dari seorang anak.

Serangkaian rencana telah kami persiapkan sebaik mungkin. Satu diantaranya adalah kembali membangun usaha yang pernah aku tekuni bersama Puput,adik perempuanku. Kali ini, kami bertiga akan menghadirkan berbagai santapan spesial memanjakan lidah.

Ada baiknya kalau Bengkuringnish mengingat-ingat lagi, apa saja yang dijual di Bengkuring Weekly. Kami juga berharap kalian ikut berpartisipasi, menyumbang ide di kolom komentar. (Hna)
Posting Komentar

Posting Komentar