KEMARIN. Di tengah kesibukan bekerja sebagai pewarta, aku memutuskan kembali berjualan. Banyak alasan berperan mendorong keinginan ini. Pandemi virus yang disebut pemerintah menghantam sektor ekonomi, mungkin salah satunya. Tetapi, dalih yang sangat kuat adalah mempertahankan kesukaanku terhadap makanan.
Kali ini, aku dan Puput memboyong istriku, Neng masuk ke dalam tim inti. We're trying build a good company right here.
Namun yang paling penting dan pembaca mesti tahu: aku akan memulai dari kenapa blog ini berubah nama, dari Bengkuring Weekly menjadi Bengkuringnish.
Perihal Bengkuringnish
Era pasca-runtuhnya rezim orde menuju euforia reformasi mungkin satu hal yang bisa kuingat.
Habibie saat datang ke Samarinda. Sumber: www.sejarahkaltim.com |
Omku yang saat itu duduk di kelas 1 SMP, menceritakan kepadaku hari penyambutan Habibie.
Waktu itu Pemerintah Provinsi Kaltim dan Pemerintah Daerah Kotamadya (sekarang pemkot) Samarinda menyusun acara penyambutan kedatangan Habibie. Salah satu peserta penyambut adalah murid-murid SMP Negeri 29 Samarinda, Bengkuring.
Omku bercerita, SMP 29 ketika itu hanya punya dua angkatan kelas; kelas 1 dan 2. Jika digabung, dia memperkirakan jumlah siswa-siswinya sekitar 80-an anak.
Informasi kedatangan Habibie telah nyangkut di kuping warga Bengkuring dan sekitarnya. Selain pihak SMP 29, terangnya, ada juga ratusan warga di sekitar Bengkuring yang ingin menyaksikan Habibie-Ainun secara langsung.
Seragam putih biru yang dikenakan omku telah disetrika. Dia berangkat dari rumah memakai wangi-wangian.
Kenang omku, helikopter yang ditumpangi Habibie memang mendarat di dekat Pasar Bengkuring, atau sekarang kawasan Jalan Kestela. Kemudian presiden beranjak ke lokasi pembangunan Masji Al Muhajirin dan Bundaran (next aku cerita tentang tempat ini, waktunya nggak banyak kalau sekarang. Soalnya, artikel ini mau dipakai untuk jualan. Maaf ya).
Omku tidak bisa mengingat keseluruhan rangkaian acara. Namun, ada memori yang tak bisa dia lupakan hinga sekarang. Ketika semua murid berdiri berjejer rapi. Ketika Habibie menaruh perhatian penuh kepada mereka.
Habibie perlahan menyambangi mereka. Satu per satu murid mencium tangan Sang Presiden. Tibalah pada giliran omku.
Wajahnya berseri saat bercerita bagian mencium tangan ini. Meski hanya hitungan detik, dia bilang kepadaku bahwa kesempatan bertemu dengan presiden itu langka. Terlebih, sosok yang pernah menjadi orang nomor satu di Indonesia itu telah tiada.
Dari cerita yang disampaikan omku itu, aku meyakini kalau Bengkuring adalah bagian dari sejarah Kota Samarinda. Perjalanan pembangunan kota ini dari waktu ke waktu tak terlepas dari role Bengkuring.
Sehingga pantas, kalau nama Bengkuring ini tertaut dalam blog-ku. Sebagai persembahan kepada tempatku tumbuh hingga berkembang.
Btw, kenapa orang Bengkuring itu disebut Bengkuringnish, kalian bisa baca di sini!
Asal Mula BBS
Aku punya mimpi yang tinggi terhadap Bengkuringnish. Aku ingin blog ini berkembang bukan hanya jadi tempat curhat dan mengadu.
Owner sekaligus kurir. |
Entah jadi apapun. Mau itu startup, marketplace, atau terserah. Yang jelas bermanfaat bagi orang di sekitarku.
Sehingga kala itu, berbekal kemampuan menulis, kemudian disampukkan dengan keahlian adikku, yang bisa meramu sekantong tepung dan perpaduan bahan lainnya menjadi sepiring kue, kami nekat membuat bake shop online.
Nama toko kue daring kami waktu itu adalah Bengkuring Bakery Street (BBS).
Menu Bake & Cake di BBS
JarCake Pakis. |
Di Bengkuring Bakery Street, kami menyuguhkan semua kue alias palugada (apa lu mau, gue ada). Mulai dari roti-rotian, cake asal Benua Eropa hingga sajian tradisional.
Roti Gem-Bong. |
Beng-Burger. |
Artikel satu ini, mungkin dapat membawa pembaca mengingat kami sebagai Bengkuring Bakery Street.
Akhir Kisah BBS
Kedai pertama BBS di Bengkuring. |
Bengkuring Bakery Street akhirnya tutup di penghujung tahun 2017. Aku dan Puput sibuk bekerja. Sekarang Puput bekerja sebagai chef pastry di salah satu hotel berbintang di Samarinda. Sementara aku, tetap menulis dengan media yang berbeda.
Penikmat cake di BBS. |
Namun, di dalam hati terdalam, aku yakin usaha ini akan terus berlanjut.
Sweet & Sour is Born
Korean Garlic Bread |
Fudgy Brownies |
Macaroni Bechamel |
Kami mencoba menawarkan menu yang berbeda kali ini. Meski pada dasarnya kami tetap menyajikan bake and cake Palugada. (Hna)
Posting Komentar