KEMARIN. Sore itu, kami berkumpul di sebuah warung kopi, yang menyajikan pisang gapit terbaik di Samarinda. Kalau tidak salah kami berjumlah lima orang, termasuk aku.
Segala hal kami bicarakan. Entah apa pemicunya, di tengah momen hangat penuh kebersamaan tersebut, obrolan ngalor ngidul kami sampai pada bahasan membuat aplikasi.
Ide itu muncul dari salah seorang kawan. Kala itu dia bekerja pada perusahaan teknologi sebagai salesman. Aplikasi dalam gagasannya berupa media sosial, yang memaksa pengguna mengambil foto atau berpose.
Aplikasi imajiner kawanku itu sebenarnya sudah ada. Namanya Instagram. Setelah kuingatkan, kawanku terdiam. Ada jeda keheningan sekitar 95 detik. Kemudian kami melanjutkan kehidupan.
***
Ngomong-ngomong soal Instagram, aku ingin mengejar ketertinggalan. Ya, beberapa waktu terakhir aku ngulik Instagram untuk berdagang. Supaya ingat terus, jadi aku tulis di sini.
Mulai dari mana ya? Oke, markicob (mari kita coba) dari sejarah Instagram.
Asal usul Instagram
Instagram merupakan buah pikir dari perusahaan startup pengembang aplikasi untuk telepon genggam bernama Burbn, Inc.. Kevin Systrom dan Mike Krieger adalah CEO perusahaan tersebut.
Sebelum memutuskan fokus pada bagian foto, komentar, dan kemampuan untuk menyukai sebuah foto, Burbn, Inc. terlalu fokus pada HTML5 mobile.
Disclaimer: HTML5 mobile adalah generasi kelima dari HTML. Teknologi ini mempunyai fitur dan tambahan penataan format baru untuk desain website.
Awal kemunculan Instagram, aplikasi ini hanya dipakai untuk berbagi foto dan video. Tanpa ada fitur-fitur menarik atau filter yang beragam.
Kevin dan Mike mengenalkan media sosial yang dibuatnya dengan nama Insta. Itu adalah kependekan dari kata Instan.
Maksud instan dalam pengeritan kedua pria lulusan Stanford University, Amerikat Serikat itu adalah foto yang dapat diambil secara instan menggunakan kamera. Kata insta itu juga refer pada kemudahan memamerkan foto dalam sekali klik.
Sementara kata gram, berasal dari kata telegram. Artinya, cara kerja media sosial ini sama seperti alat komunikasi telegram, yang mengandalkan kecepatan dalam mengirim informasi. Alat ini dipakai di tahun 1.800-1.900-an. Menurut penggagas Instagram, kata gram merepresentasikan informasi yang disebarkan lewat jaringan internet.
Jadi, apa itu Instagram?
Instagram pertama kali dirilis di Apple App Store. Instagram diunduh 10.000 pengguna dalam hitungan jam saat pertama kali dirilis.
Kini, secara sederhana, Instagram bisa didefinisikan sebagai aplikasi mobile berbasis iOS, Android, dan Windows Phone.
Gagasan utama Instagram: pengguna dapat membidik, meng-edit dan mem-posting foto atau video ke halaman utama Instagram maupun jejaring sosial lainnya.
Dalam Instagram istilah foto atau video yang terpampang itu disebut feed. Para follower di Instagram-mu dapat melihat unggahan itu.
Sistem pertemanan pada Instagram menggunakan istilah following dan follower. Following berarti kamu mengikuti pengguna. Sedangkan follower, pengguna lain mengikuti kamu.
Interaksi dalam Instagram cukup mudah. Kamu dapat memberikan komentar dan memberikan respons suka terhadap foto dan video yang telah dibagikan.
Facebook akusisi Instagram
Instagram semakin populer setelah Facebook mengakusisinya pada 9 April 2012 lalu. Kemudian Instagram berkembang dengan berbagai fitur menarik.
Instagram juga memutuskan mengganti logonya pada 11 Mei 2016. Dari gambar kamera polaroid berawarna cokelat menjadi ikon kamera dengan warna gradasi pelangi.
Kepopuleran Instagram semakin menjadi pada periode ini. Aplikasi itu bernilai 1 miliar dollar AS atau sekitar Rp 14,7 triliun.
Akusisi Facebook ini mendorong perubahan pada Instagram. Sebagai perusahaan induk, Facebook punya hak mengatur kebijakan Instagram. Hal ini yang membuat Kevin Systrom dan Mike Krieger mengundurkan diri pada 2018 silam.
Instagram is everything
Seorang antropolog dari Curtin University, Crystal Abidin menyebutkan bahwa Instagaram adalah segalanya. Makna "segalanya" yang diungkapkan Abidin, merujuk pada keinginan setiap orang dapat dicari melalui Instagram.
Kamu dapat mencari lokasi yang ingin dikunjungi, mencari tahu informasi orang lain, atau menjadi Instgramable untuk mencuri perhatian.
Sekarang Instagram dimanfaatkan sebagai wadah bagi influencer atau ruang berbisnis dan berbagai konten kreatif lainnya. Terlebih dengan hadirnya fitur stories, IGTV dan Reels. Apalagi, fitur Instagram Shopping telah resmi masuk di Indoensia.
Nantikan artikel berikutnya. Aku mau bahas Instagram sampai ke akar-akarnya. (Hna)
***
(Disadur dari berbagai sumber)
Posting Komentar