R7ZiNLx3KC2qKMr3lC8fGnzuEqDGM1kXB8IvxLhQ
Bookmark

Ikhtiar Mengkhatamkan Per-Hosting-an

Kemarin. Aku tidak berencana membuat website, tapi pekerjaanku yang memaksa. Sebelumnya, aku hanya bertugas sebagai seorang reporter di sebuah radio konvensional. Kemudian, atas nama industri 4.0, perusahaan menuntutku untuk bisa mengembangkan sebuah website.



Banyak yang merekomendasikan agar kantorku itu cukup membeli hosting dan juga domain. Ketika aku menyampaikan hal ini kepada petinggi, mereka justru balik bertanya: apa itu hosting dan domain?


Baik aku dan para pemimpin perusahaan sama sekali tidak familiar dengan istilah itu. Sialnya, orang-orang yang memberitahuku tentang hosting dan domain juga tak begitu khatam persoalan ini.


Aku pun kembali mengadu pada internet. Saat berselancar dan mengetikkan "definisi hosting", aku justru terdampar pada artikel ini.


Sekarang pilihannya, kamu bisa melanjutkan membaca artikel ini atau memilih tap pada link di atas untuk membaca langsung dari sumbernya. Karena tidak ada paksaan.


Terima kasih sudah mampir untuk membaca bagian di atas dan berkontribusi pada jumlah visitor. Bagi yang lanjut, aku hanya bisa menjanjikan wawasan luas dan pengetahuan yang luar biasa. Selamat menikmati!



***



Dari penelusuranku di dunia maya, pengertian hosting adalah tempat untuk menyimpan file dan data website. Tempat tersebut dapat diakses banyak orang melalui internet.


File dan data website tersebut bisa berupa video, gambar, email, script, aplikasi, dan database.


Seseorang di tempatku bekerja menyebutkan bahwa hosting web itu seperti rumah. Semakin besar rumah itu dibangun, semakin besar juga lahan yang diperlukan untuk rumah impinan itu.


Begitu juga website. Hosting yang besar akan membuat kapasitas dan performa website yang kamu inginkan berkualitas.



Jenis hosting yang wajb diketahui


1. Shared hosting


Ini jenis hosting keroyokan. Server hosting ini bisa dipakai bersama-sama oleh banyak user.


Bak menyewa kamar kontrakan yang hanya memiliki satu kamar mandi, dapur, listrik, dan air untuk dipakai bersama. Jadi harus berbagi fasilitas tersebut dengan pengontrak lain.


Apa yang dibagi dalam hosting jenis ini? Mulai dari disk space, kecepatan, dan lainnya. Jadi, ketika satu user memakai sumber daya yang terlalu banyak, website kamu juga akan terkena imbasnya.


Kelebihan, murah meriah. Seseorang penyedia hosting sepenuhnya akan mengelola dan merawat server hostong Anda. Cocok untuk pemula. Lengkap fasilitasnya. Mulai dari disk space, unlimited bandwidth, database, hingga SSL.


Kekurangan, jika ada pengguna yang menggunakan fasilitas secara berlebihan, website user lain dapat ikut merasakan dampaknya; Itu karena adanya limit penyimpanan file dan fasilitas server.


Kesimpulan, shared hosting ini cocok untuk pemula dengan traffic website yang belum tinggi.



2. VPS Hosting


VPS atau Virtual Private Server merupakan jenis hosting pribadi yang resource-nya hanya dipakai hanya satu user. Sehingga, server tidak akan terpengaruh oleh pengguna lain. 


Kamu memiliki kebebasan di jenis hosting ini. Mulai dari kebebasan mengatur dan mengelola resource yang tersedia secara mandiri. Which is, kamu perlu memiliki skill teknis pengelolaan server.


Jika dianalogikan, VPS ini ibaratnya satu kamar apartemen yang menyediakan fasilitas pribadi. Di mana setiap apartemen memiliki meteran listrik, air, kamar mandi, dan dapur sendiri. Berbeda dengan kos-kosan yang semua fasilitas tersebut jadi satu dengan kamar lainnya.


Kelebihan, tidak pengaruh terhadap user lain karena private. Super bebas. kustomasi server VPS. Dapat mengelola banyak akun hosting. Bebas memilih sistem operasi (OS). Harga lebih terjangkau dibanding server dedicated.


Kekurangan, jelas hostingan ini melakukan konfigurasi server sendiri. Bahkan perlu memiliki pemahaman teknis tentang server.


Kesimpulan, pengguna yang paham pengelolaan server, butuh sumber daya besar, serta menginginkan root access.



3. Cloud Hosting


Cloud hosting adalah hosting dengan resource selayaknya VPS, tapi dengan kemudahan penggunaan seperti Shared Hosting.


Kamu tidak perlu memiliki skill teknis tentang mengelola server unuk bisa menggunakan jenis cloud hosting.


Ini gambaran cloud hosting: bayangkan saja kamu membuka cabang resto di beberapa lokasi. Tujuannya agar antrean tidak membludak di satu toko saja.


Begitu pula dengan cloud hosting yang membagikan beban ke beberapa server sekaligus. Sehingga ketika salah satu server mengalami gangguan, website tetap stabil dengan backup lain.


Kelebihan cloud hosting, server yang tersedia banyak. Dapat menampung trafik sangat tinggi; full managed oleh penyedia hosting; tidak perlu pengetahuan teknis yang mendalam.


Kekuarangan, harga lebih mahal dari VPS dan shared hosting.


Kesimpulan: user membutuhkan sumber daya besar fully managed hosting. Artinya, pengguna tidak perlu mengelola server secara mandiri.



4. WordPress Hosting


Ini mirip shared hosting. Bedanya, WordPress hosting dikonfigurasi secara khusus untuk pengguna WordPress. Di mana user akan lebih mudah membangun website dengan beberapa klik.


Layaknya share hosting, jenis hosting ini juga harus berbagi fasilitas penyimpanan dengan pengguna lainnya. Jadi, ketika user lain memakai resource secara berlebihan, Anda juga akan terkena dampaknya.


Seperti ini analoginya. Kamu seperti menyewa kamar indekos yang bentuk dan tata letaknya sama dengan kamar lainnya. Kamu tinggal atur-atur dikit sesuai keinginan. Kosan sudah siap huni.


Sama kayak WordPress hosting. Kamu tinggal install plugin dan edit-edit konten di WordPress, maka webiste kamu bisa meluncur.


Kelebihan, harga luar biasa murah seperti shared hosting. Terintegerasi dengan WordPress. Ramah untuk pemula. Full managed oleh penyedia hosting. Fasilitas seperti disk space, SSL, dan sejenisnya cukup lengkap.


Kekurangan, resource terbatas dan dipakai bersamaan. Apabila user lain yang memakai resource berlebihan, website kamu juga terkena dampaknya.


Nggak ada kesimpulan.



5. Managed WordPress


Managed WordPress hosting berbeda dengan WordPress hosting. Karena Managed WordPress ini adalah hosting khusus bagi kamu yang ingin membangun website dengan CMS WordPress tanpa perlu pusing hal teknis. Termasuk tak perlu akses cPanel untuk edit file website dan pengaturan lainnya.


Semua pengaturan dan optimasi website di cPanel, seperti keamanan, kecepatan, dan bandwidth akan diatur oleh penyedia hosting. Hal inilah yang membedakan Managed WordPress hosting dengan WordPress hosting. Sehingga, kamu bisa lebih mudah dalam membuat website.


Ibaratnya, kamu memesan sebuah kamar kos yang sudah full fasilitas. Kamar sudah dipasang jendela anti maling, kasur, serta lemari yang siap pakai dan disesuaikan dengan barang milik kamu.


Kelebihan, tidak perlu melakukan pengaturan hosting dan domain. Pengeloaan website mudah, cocok untuk pemula. Keamanan dan kecepatan website terjamin. Bebas install plugin dan tema. Harga terjangkau.


Kekurangan, tidak leluasa jika ingin mengubah atau menambah pengaturan hosting. Resource cukup terbatas seperti shared hosting.


Keistimewaan Managed WordPress. Jenis hosting ini fokus pada CMS WordPress. Sifatnya dedicated, yaitu satu server digunakan oleh satu pengguna.



6. Dedicated Hosting


Dedicated hosting adalah server yang hanya digunakan oleh satu user saja. Menggunakan hosting ini, kamu tidak perlu khawatir website mengalami down.


Kamu memiliki kebebasan dengan dedicated hosting. Kebebasan dalam mengelola dan mengatur server seusai kebutuhan. Namu, kamu perlu memiliki pemahaman mengelola server.


Jika diibaratakan, dedicated hosting merupakan rumah pribadi yang kamu beli dari pengembang perumahan. Kamu bebaas mengatur dan mengelola rumah kamu.


Kelebihan, resource sangat besar sehingga mampu menampung trafik tinggi. Dapat menyimpan data yang sangat banyak (big data). Memiliki akses root untuk mengatur server. Bebas memilih sistem operasi.


Kesimpulan, pengguna yang paham pengelolaan server cocok menggunakan dedicated hosting. Kendati demikian, yang perlu diingat adalah biayanya yang tinggi, untuk kebutuhan resource besar. (Hna)


Semoga bermanfaat!

0

Posting Komentar