R7ZiNLx3KC2qKMr3lC8fGnzuEqDGM1kXB8IvxLhQ
Bookmark

Memikat Pecandu Informasi dengan Blog, Masih Bisa?

Blog pernah jadi primadona para penikmat informasi. Sederet nama, seperti Justin Hall hingga Raditya Dika tercatat dalam sejarah karena blog. Di tengah perkembangan aplikasi dan hadirnya fenomena influencer, banyak yang menyangsikan efektivitas informasi yang ditulis blogger. Sini kubisikin!

***

Kemarin. Pertanyaan seorang kawan di bangku kuliah menjadi pemantik awal tulisan ini dibuat. Ia melontarkan kalimat sederhana: emang masih musim ya nge-blog?




Saat itu aku terlibat dalam diskusi informal dalam sebuah hajatan bertema reunian. Kami saling mengabarkan tentang aktivitas masing-masing. Seperti kebanyakan introvert di semesta ini, aku takkan repot-repot berbasa-basi jika tidak ditanya.

Sebelum merapal pertanyaan yang secara implisit menyangsikan eksistensi blogger itu, kawanku bertanya tentang keseharianku pasca kuliah. Dengan lantang kusampaikan, saat ini aku sibuk jadi bounty hunter.

Dan, kurasa aku tak perlu menjelaskan lebih lanjut apa itu bounty hunter. Tapi, ia terus mengorek informasi. Jadi, ya, aku bilang, aku seorang blogger.

Momen itu datang sebelum aku bekerja sebagai jurnalis. Sisa dari diskusi kami itu, aku jelaskan lebih lanjut dalam paragraf-paragraf berikutnya.


Berawal dari tugas kuliah

Coba ingat-ingat lagi kataku kepadanya. Sewaktu kuliah, kami pernah mengerjakan dua tugas dari mata kuliah yang berbeda. Tugas tersebut mewajibkan kami menulis. Di blog.

Tugas pertama adalah menulis resesnsi film. Kalian bisa melihat hasil tulisanku di sini. Tentu saja, sebelum menulis kami harus membuat blog dulu. Terserah, mau pakai Blogger atau WordPress.

Tulisan itu jadi resensi film pertamaku. Lewat tulisan itu juga, aku pertama kali memberanikan diri menyampaikan pendapat tentang sebuah film. Jauh dari standar kritikus film. Tapi bikin ketagihan hingga sekarang.

Tugas pertama berakhir. Beberapa pekan kemudian datang lagi tugas kedua dari dosen yang berbeda. Kami diajak dosen itu berkunjung ke Kampung Tenun, Samarinda Seberang.

Puas berkeliling, dosen itu memerintahkan kami untuk menulis hasil pengamatan di Kampung Tenun. Aku ingat, itu jadi momen pertama mewawancarai seseorang. BTW, aku mewawancari seorang pengrajin Sarung Samarinda.

Dosenku, yang juga seorang birokrat penting di pemerintahan, mendapat campaign gratis lewat tulisan-tulisan kami.

Kebetulan, dia seorang praktisi kehumasan dan mengajar soal itu di kampus. Trik yang dipakainya, aku ingat sampai sekarang. Dan menjadi alasan yang kuat kenapa masih menulis.


Banyak nulis blog membuka pintu rezeki

Aku mungkin tidak sempat bercerita kepada kawanku itu. Gegara blog aku bisa menyaksikan secara langsung Opening Ceremony Asian Games 2018 di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta.

Karya tulis berjudul "Dari Samarinda, Menuju Asian Games 2018" membuatku mewakili Kaltim pada program Writing Marathon (Writingthon) Asian Games 2018 gelaran Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) yang bekerja sama dengan penerbit buku, Bitread Publishing.

Bersama blogger lainnya dari 34 provinsi di Indonesia, aku dikarantina untuk menulis sebuah buku. Catatanku tentang timnas anggar Indonesia yang menjalani pemusatan latihan nasional (Pelatnas) di Samarinda itu, mungkin sudah dibaca Presiden Joko Widodo alias Jokowi.

Yang tak habis pikir adalah tawaran baru-baru ini. Brand sepeda motor nomor satu di Indonesia ingin aku menulis tentang produk mereka. Karena yakin, aktivitas mereka dapat diceritakan secara detail lewat karya seorang blogger. Well, Im so exicited about this project.


Blog masih efektif menyebarkan informasi

Blog bisa dikategorikan sebagai media nirmassa. Kenapa? Tulisan dalam blog memuat cerita pengalaman dan sudut pandang si penulis. Berbeda dengan media online yang menulis berita, yang artinya mengedepankan fakta dan tidak memuat opini pribadi penulisnya.

Luasnya samudera digital, membuat blog bisa jadi pilihan pecandu informasi. Perlu diingat juga, dalam blog memungkinkan untuk melacak sejauh mana sebuah artikel menarik untuk pembaca.

Tanpa survei, tanpa riset, cukup dengan melihat jumlah pembaca yang mengklik blog, bisa diketahui apa minat pembaca dan kecenderungan informasi macam apa yang mereka cari.

Jadi kawanku, apalagi yang kamu ragukan soal blog ini. Kehadiran blog menciptakan segmen tersendiri bagi para penikmat informasi.

Di blog, kamu punya kesempatan besar menjelaskan hal apa pun secara terperinci. Tentu, tanpa takut tulisan itu dibaca atau tidak. Yang penting, tulis saja dulu. (Hna)
Posting Komentar

Posting Komentar