R7ZiNLx3KC2qKMr3lC8fGnzuEqDGM1kXB8IvxLhQ
Bookmark

Parodi Industri Penyiaran, Review Film Morning Glory Bagian 1

Becky Fuller senang bekerja keras. Ia bisa memikirkan pekerjaan di mana saja, kapan saja. Ia tahu, jika total dalam bekerja mesti ada yang dikorbankan. Dalam hal ini, kehidupan sosialnya. Dalam perjalanannya, Becky sadar, ujung dari kerja keras cuman kehampaan. Untungnya, dia masih punya Daybreak sebagai keluarga.


sumber: catchplay.com


Sebuah disclaimer:

Awalnya tulisan ingin dibuat pendek, tidak bersambung, dan sekali jleb. Ternyata, ketika mencoba memahami cerita dalam film ini, jaringan otakku bekerja lambat. Butuh peregangan.

Banyak yang harus dipertimbangkan. Makanya tulisan ini dibikin beberapa bagian agar terlihat utuh, walaupun tetap saja ada beberapa hal yang sengaja dilewatkan.

Aku juga menggunakan sejumlah instrumen (tidak semuanya) dari pisau analisis wacana Teun Van Dijk. Tujuannya, membantuku menafsirkan metafora yang muncul dalam dialog Morning Glory. Terdengar sotoy banget, bukan?

So, jika kamu adalah mahasiswa ilmu komunikasi atau jurnalistik, yang lagi cari-cari informasi: setelah lulus kuliah aku harus ngapain? Maka, kamu sedang beruntung. Teruskanlah membaca!

***

KEMARIN. Aku tidak pernah bekerja di stasiun televisi, terutama yang punya segmentasi berita. Memikirkannya saja malas. Pasti ribet, sulit, dan butuh kerja keras, khususnya soal menaikkan rating.

Tapi yang harus kamu tahu, jurnalis televisi itu tangguh-tangguh. Dari beberapa orang yang kukenal, mereka sangat menghargai waktu. Selalu datang ke TKP begitu mendapat informasi kejadian.

Terus, mereka bisa menyusun footage gambar yang diambil menjadi kepingan cerita menarik.

Cuman saat ini aku masih betah kerja di radio. Jauh lebih simpel (mesti nggak semudah yang dipikirkan) karena cuman mengandalkan audio.

Meski begitu, aku belajar banyak dari kawan-kawan jurnalis televisi. Lantaran belakangan terakhir, gegara fenomena konvergensi media, kami--para reporter radio--dituntut mengambil video untuk keperluan Reels dan Tiktok.


Morning Glory




Nah, di film ini, sang sutradara, Roger Michell mengedepankan parodi dalam dunia penyiaran televisi: News vs Entertainment. Selisih paham soal ini punya satu tujuan, yakni menaikkan rating program siar.

Perkara News dan Entertainment turut jadi pembahasan menarik di Indonesia. Misalnya, karya Soleh Solihun di Majalah Playboy Indonesia, yang menang Anugerah Adiwarta Sampoerna, kategori feature Seni dan Budaya pada 2006.

Adanya pro dan kontra dalam ihwal tersebut karena Majalah Playboy dinilai beberapa kelompok, bukan karya jurnalistik. Kalau mau tahu lebih banyak, baca di sini aja. Mana yang produk jurnalistik dan bukan masih jadi perdebetan agree for disagree sampai sekarang. 

Film ini tayang tahun 2010. Di tahun yang sama, aku resmi menjadi mahasiswa Ilmu Komunikasi di Universitas Mulawarman.

Aku nontonnya di Catchplay+, single rental 15 ribu rupiah. Sebelumnya pernah nonton di HBO pas zaman tv kabel di Samarinda masih berjaya.

Film berdurasi 1 jam 47 menit ini menghadirkan kisah Becky Fuller (Rachel McAdams, yang jadi Christine Palmer, cinta matinya Doctor Strange) dalam menggapai cita.

Profesi Becky adalah produser program televisi. Ia tak punya niat ganti kerjaan jadi tukang ojek online atau jualan kue cubit di Instagram. Becky adalah contoh nyata budak korporat yang ambisius mengejar passion. Halaaah.

Mau bukti Becky adalah budak korporat? Nih: sewaktu bekerja di salah satu stasiun televisi, yang punya program bertajuk Good Morning New Jersey, ia berharap mendapatkan promosi jabatan menjadi produser senior.

Becky menghabiskan sebagian besar hidupnya untuk mendapatkan posisi itu. Dan ketika ada gosip-gosip di kantornya, bahwa petinggi perusahaan akan menunjuk produser senior, Becky siap.

Bahkan ada temannya yang yakin kalau Becky bakal jadi produser senior. Sampai-sampai temannya itu menyiapkan kaos berwarna merah bertuliskan Yes I Accept.

Ternyata, Becky malah dipecat...

Alasan perusahaan klise, ingin mengurangi jumlah pegawai. Sementara jabatan produser senior impian Becky, diisi seseorang yang katanya, punya banyak pengalaman bisnis, bergelar Master of Business Administration (MBA) dan gelar jurnalisme dari Columbia University. Namanya Chip.


sumber: themoviescene.co.uk

 
Becky we have to let you go 


Awal Konflik

Setelah antar lamaran sana-sini, Becky diterima di IBS Network di New York. Daybreak adalah nama program siaran yang dinahkodai Becky.

Sebelum diterima kerja, untuk pertama kalinya, Becky bertemu Mike Pomeroy (Harrison Ford; the Greatest Indiana Jones and Han Solo) di lift.

Dalam elevator itu juga, Becky bertemu dengan Adam Bennett (Patrick Wilson), di mana dalam cerita ini akan menjadi kekasihnya. Tapi kita fokus pada cerita Becky vs Mike doang.

Becky terpana kagum usai Mike menghentikan pintu lift. Sedari kecil, ia dan keluarganya selalu menyaksikan Mike di televisi membawakan segudang informasi dalam berita.


sumber: expressnews.com

Sir, I'm big huge fan ... 

I mean when-when-when-when you were in Kosovo, I was in Kosovo

Mike cuman bilang: 

Are you done?

Ini yang kata orang-orang bilang, never meet your heroes, because they're be such a dick.

***

Tanpa basa-basi, Becky langsung memecat seorang anchor pria yang menyebalkan, Paul McVee (Ty Burrel) dalam rapat redaksi pertamanya.

Becky rela gajinya dipotong untuk menemukan news anchor baru. Terlebih, saat itu, Daybreak adalah program di IBS yang bakal diganti dengan acara kuis karena kurang pemasukan dan rating-nya anjlok.

Setelah melakukan scouting talent, akhirnya pilihan Becky tertuju pada Mike Pomeroy. Ia yakin idola masa kecilnya itu dapat membawa Daybreak menuju Morning Glory.

Cara Becky cukup ampuh untuk menggaet Mike ke Daybreak. Kontrak Mike yang tersisa di IBS jadi senjata utama.

Becky mati-matian membujuk pria itu. Ia mendatangi lokasi Mike sedang berburu bebek hutan. Gegara adegan ini, aku ingat Duck Hunt (game Nintendo) yang kalau kita gagal nembak bebek bakal diketawain sama ANJING.

Mike:

What the hell are you doing here?

Becky:

I am producer of Daybreak, and we're actually looking for news anchor

Mike:

And why are you here? ... Go away

Well, Becky langsung diusir.


sumber: coolpapaesreviews.files.wordpress.com

Morning show don't do news. Jesus, Daybreak. Half the people that watch your show have lost their remote. The other half are waiting for their nurse to turn them 

Terjemahan bebas: Acara pagi tidak meliput berita. Astaga, Daybreak. Setengah orang yang menonton acaramu telah kehilangan remote. Setengahnya lagi menunggu perawat untuk membalikkan badan mereka.

Mike Pomeroy punya anggapan kalau kebanyakan morning show atau acara pagi hanya menyajikan hiburan. Bukan berita, yang didefinisikan dalam logika berpikir Mike.

Program Daybreak, yang disiarkan melalui IBS Network jelas masuk dalam ranah media massa. Meski, yang harus digarisbawahi, Daybreak dan IBS dalam Morning Glory adalah fiksi.

Padahal, hiburan jadi satu elemen di antaranya banyaknya fungsi media massa.

Mike juga membuat kelakar kalau orang-orang yang menonton acara pagi adalah mereka yang pasrah karena kehilangan remote televisi. Dan, orang-orang yang terbaring di peraduan karena tak mampu mengganti acara televisi yang ditontonnya.

Well, konflik Becky dan Mike ihwal News versus Entertainment pun dimulai. (Hna)

Bersambung ... (bagian 2)
Posting Komentar

Posting Komentar