R7ZiNLx3KC2qKMr3lC8fGnzuEqDGM1kXB8IvxLhQ
Bookmark

Nostalgia Terbayar Tuntas, Sherina Kini Mapan dan Sejahtera

Nostalgia Terbayar Tuntas, Sherina Kini Mapan dan Sejahtera. Source: pexels.com


Bangga dengan Petualangan Sherina 2. Selain menyuguhkan nostalgia anak 2000-an, sosok Sherina juga menyimbolkan wartawan sejahtera di Indonesia.


***


Kemarin. Buat satu generasi anak Indonesia, Sherina Melodi Darmawan dalam Petualangan Sherina, yang diperankan Sherina Munaf, adalah segalanya. Menginjak usia 31 tahun ini, aku merasa senang karena bisa menonton sekuel keduanya di bioskop.


Pas kecil, aku enggak sempat merasakan euforia Petualangan Sherina di Parahyangan (salah satu bioskop tertua di Samarinda, sekarang sudah tutup). Padahal teman-teman di sekolah waktu itu ramai memperbincangkan ketangguhan Sherina.


Mirisnya lagi, aku harus menonton film pertama Sherina di rumah sepupuku, lantaran enggak punya perangkat DVD. Kebetulan nama sepupuku itu Sadam.


***


Alur kisah Petualangan Sherina 2 melompat puluhan tahun dari film pertama. Kini, Sherina dan Saddam (Derby Romero) bukan lagi anak SD Lembang yang suka menyanyi dan menari pada jam istirahat.


Poster Petualangan Sherina 2. Source: @cinepolisid


Mereka sudah melewati masa pubertas, dan sekarang punya profesi keren. Saddam jadi aktivis pecinta orang utan. Sementara Sherina, seorang jurnalis televisi. Namun, profesi itu tak mengubah tabiat mereka. Saddam dan Sherina masih senang berdendang dan berjoget.


Fokus ke Sherina. Dalam sebuah artikel, sang produser, Mira Lesmana mengungkapkan alasan Sherina (Darmawan ya, bukan yang Munaf) bekerja sebagai jurnalis. Menurutnya, Sherina punya curiosity atau rasa ingin tahu yang besar sejak kecil.


"Dia (Sherina) nih sangat lincah dan independen," kata Mira Lesmana.


Pekerjaan ini cocok banget dengan karakter Sherina. Terlebih, sosok Sherina dalam film itu menyimbolkan wartawan sejahtera di Indonesia. Sudah sejahtera, pastilah ia independen.


Kok, bisa sejahtera? Ada dua faktor yang membuat Sherina Melodi Darmawan harus dinobatkan sebagai wartawan sejahtera. Pertama faktor kesehatan, baik mental maupun fisik.


Sherina yang aku kenal itu fokus, lincah, dan energik. Memandang segalanya optimistis. Sigap dalam bertindak. Selalu waspada dengan serangan tipes.


Unsur kedua, yang paling mencengangkan dan anyar dalam Petualangan Sherina 2, yakni Sherina telah mencapai derajat financial freedom.


Tolak ukur kesejahteraan kedua itu yang paling pamungkas. Mungkin ya, dalam semesta Petualangan Sherina 2, tuntutan organisasi profesi wartawan yang kerap menggaungkan upah layak sesuai kebutuhan hidup jurnalis, telah dipenuhi perusahaan pers.


Sebab, Sherina nyaris memiliki segalanya dari elemen sandang, pangan, dan papan. Apalagi kalau cuman kebutuhan gear jurnalis. Sherina sudah punya laptop, gawai, bahkan mobil. Ia juga memiliki seragam safari untuk memulai petualangan di hutan Kalimantan.


Aku juga yakin, dari bayarannya sebagai jurnalis, Sherina rajin menyisihkan pendapatannya sebanyak 10 persen untuk ditabung. Entah untuk biaya nikah dengan Saddam, atau perkara tak terduga, mengingat ia suka sekali bertualang.


Semua probabilitas itu condong di awal film.



Joging sebelum berangkat kerja


Sherina benar-benar memanfaatkan waktunya sebaik mungkin. Ia tidak mau paginya diisi dengan tidur pulas di atas ranjang. Ia memilih joging.


Sembari berlari, Sherina mengumandangkan tembang berjudul 'Menikmati Hariku'. Wajah segar, tebar senyum sana-sini. Jelas sekali pagi itu Sherina sedang tidak burnout. Secara fisik, emosional, dan mental Sherina siap menghadapi realita.



Tinggal di apartemen mentereng


Setelah joging, Sherina pulang. Bikin kaget, ternyata ia tinggal di sebuah apartemen mewah. Lengkap dengan elevator bak hotel bintang 3 dan dijaga petugas sekuriti pandai menari.


Bisa diterka kalau Sherina mendapat upah layak dari NEX TV, tempatnya bekerja. Gaji Sherina mungkin dua digit atau atau sekitar Rp 15 juta. Kisaran ongkos sewa apartemen tipe studio berukuran 20 meter persegi bisa mencapai Rp 5 juta per bulan. Sejahtera, bukan?



Busana kerja bergaya sosialita


Masih dalam suasana 'Menikmati Hariku'. Busana kerja Sherina bikin aku kesengsem. Tampilannya mirip model di sampul majalah Vogue edisi musim gugur.


Ia keluar pintu lift, melangkah dengan pasti. Mengenakan blazer dan celana kulot abu-abu, yang serasi dengan kaos, yang kurasa itu berwarna peach, atau pink ya?. Well-dressed banget. Pasti pas masuk kantor, melihat karyawan lainnya, Sherina bergumam dalam hati: "outfit gue yang terbaik hari ini".



Sarapan roti panggang, yang dibuat dari pemanggang roti otomatis


Pesona roti panggang sulit disangkal. Sajian ini paling cocok untuk sarapan, ketimbang mie instan seduh yang dimakan dari bungkusnya.


Tidak semua orang punya pemanggang roti otomatis di dapurnya. Tapi Sherina punya. Ia tahu betul pentingnya sarapan untuk menyusun fondasi ketahanan tubuh. Terlebih, tenggat waktu jurnalis mengirim berita itu terbatas.


Perkara sarapan ini esensial. Lebih-lebih kalau dibebani 7 sampai 10 berita sehari, kadang bisa lupa makan. Akhirnya apa? kena GERD lantaran lambung cuman diisi Americano.


***


Namanya juga orang, pasti Sherina pernah stres memikirkan pekerjaannya. Bahkan ia sempat mau berhenti kerja karena batal ke Davos, Swiss untuk meliput pertemuan World Economic Forum.


Sherina malah ditugaskan ke Kalimantan guna melaporkan pelepasliaran Sayu--bukan nama manusia, tapi bayi orang utan.


Sherina yang super percaya diri ini pun menemukan semangat lagi pas bertandang ke rumah orang tuanya. Ia yakin, manusia hanya bisa berencana, tapi pemimpin redaksi yang menentukan.


Sherina si pemberani pergi ke Kalimantan. Memprakarsai petualangannya. Hasil liputannya justru membongkar praktik jual-beli satwa langka yang dilindungi, yang aktor intelektualnya adalah Syailendra (Chandra Satria), pemilik NEX TV. (Hna)

Posting Komentar

Posting Komentar